Media Humas Polri//Balikpapan
Pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan (SBMP) jenjang SMA/SMK di Kota Balikpapan, khususnya di SMA Negeri 6 Balikpapan, secara umum berjalan dengan lancar meskipun saat ini masih dalam tahap pendaftaran ulang. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SMA Negeri 6 Balikpapan Drs.H Zaenuri dalam keterangannya kepada Media Humas Polri diruang kerjanya Pada Hari Selasa ( 2/7/25 )
Alhamdulillah, meskipun belum seluruhnya tuntas karena masih dalam proses daftar ulang, pelaksanaan SBMP tahun 2025 ini secara umum berjalan dengan baik. Hari ini memasuki hari kedua untuk tahap pendaftaran ulang,” ujarnya.
Namun demikian, ia juga mengungkapkan bahwa masih terdapat kegelisahan masyarakat, yang dinilai wajar mengingat kuota penerimaan siswa di SMA dan SMK Negeri di Balikpapan hanya mampu menampung sekitar 51% dari total lulusan tingkat sebelumnya.
Perlu Penambahan SMA/SMK Negeri
Menurutnya, solusi utama untuk mengatasi keterbatasan daya tampung adalah dengan menambah jumlah sekolah negeri, baik di tingkat SMA maupun SMK. Hal ini dinilai penting agar lebih banyak siswa asal Balikpapan dapat melanjutkan pendidikan di sekolah negeri tanpa harus bersaing secara ketat atau mencari alternatif di luar kota atau sekolah swasta.
Kami sangat berharap agar pemerintah, khususnya melalui Dinas Pendidikan Provinsi, dapat mempertimbangkan pembangunan SMA dan SMK baru di Balikpapan. Ini penting agar lebih banyak lulusan SMP bisa tertampung di sekolah negeri,” tegasnya.
Keterbatasan Guru dan Sarana Pendidikan
Selain keterbatasan jumlah sekolah, tantangan lain yang dihadapi adalah kekurangan tenaga pengajar. Saat ini, di SMA Negeri 6 Balikpapan terdapat 52 guru, terdiri dari PNS dan P3K, sementara kebutuhan terus meningkat seiring dengan beban mengajar yang padat. Bahkan, beberapa guru telah memasuki masa pensiun, dan pengganti belum tersedia.
Kalau kita hanya mengandalkan penambahan guru dari jalur P3K, prosesnya tidak bisa cepat. Contohnya, jika seorang guru pensiun bulan Februari, sering kali butuh waktu berbulan-bulan untuk mendapat pengganti. Akibatnya, terjadi kekosongan dalam pengajaran,” jelasnya.
Ia mengusulkan adanya mekanisme perekrutan guru pengganti secara berkala, misalnya setiap tiga bulan sekali, sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama. Dengan demikian, kebutuhan tenaga pengajar tetap bisa terpenuhi tanpa mengganggu proses belajar-mengajar.
Kami harap pemerintah membuka ruang agar pengangkatan guru pengganti bisa lebih fleksibel. Misalnya, jika pensiun di bulan Februari, cukup menunggu satu atau dua bulan saja agar di bulan April atau Mei sudah bisa diterbitkan SK guru pengganti,” lanjutnya.
Peran Orang Tua dan Kesiapan Psikologis Siswa
Selain soal teknis pendidikan, Kepala Sekolah juga menyoroti pentingnya peran serta orang tua dalam mendampingi anak-anak yang baru masuk ke jenjang SMA. Ia menekankan bahwa transisi dari SMP ke SMA bukan hanya perubahan akademik, tetapi juga perubahan psikologis dan sosial bagi para siswa.
Kami berharap orang tua bisa ikut berperan aktif mendampingi anak-anaknya agar bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Dukungan psikologis sangat penting dalam membantu mereka menghadapi perubahan komunitas dan pola pembelajaran di tingkat SMA,” ujarnya.
Dengan dukungan keluarga, kesiapan siswa, serta perhatian dari pemerintah terhadap kebutuhan sarana dan tenaga pengajar, diharapkan kualitas pendidikan di Balikpapan dapat terus meningkat. SMA Negeri 6 Balikpapan berharap langkah-langkah konkret segera diambil untuk menjawab tantangan dunia pendidikan di daerah ini.( Alfian )





