Media Humas Polri//Kalteng
Sebut saja Ny LN yang akhirnya harus menggugat suaminya RN ke PN Barito Selatan,itu hak mereka dan setiap anak Adam yang resmi menikah secara hukum.Uniknya Ny.LN yang berstatus P3K PUPR Kab.Barito Selatan untuk bisa menggugat suaminya bercerai melalui PN Buntok wajib ada izin dari atasannya.
Dalam hal ini Kadis PUPR Barito Selatan,disitu masalah muncul,dua dokumen Surat yang isinya berbeda,satu Surat isinya memberikan izin cerai kepada Ny LN,sedang Surat kedua isinya Kadis PUPR secara jelas menerangkan tidak pernah memberikan rekomendasi izin perceraian kepada bawahannya bernama Ny LN.
Nah kok bisa begitu ?,padahal Ny LN menggunakan PH alias Advokat,logika hukumnya tidak etis sampai ada dugaan penggunaan dokumen Surat sampai ganda dan satu dan lainnya contrario isinya, ada apa ?.
Hingga berita ini ditayangkan Gugatan Ny LN divonis tidak dapat diterima setelah sebelum putusan diberikan oleh Majelis hakim PN Buntok pihak tergugat pk RN menyampaikan Surat ke-2 yang isinya menolak Surat pemberian Izin cerai yang digunakan Ny LN untuk menggugat.
Resiko Oknum Penggugat Menggunakan Surat Izin Cerai Sumir Gugatan Ny LN tidak diterima,sesuai Putusan PN Buntok No 9/Pdt.G/2025/Pn.Bnt dan tampaknya sudah Incraht sebagaimana penjelasan pk RN kepada awak media Mhp tgl 13 September 2025 Skj 18.35 bbwi melalui Tlp seluler.
Nasib hukum Ny LN tergantung kepada kadis PUPR yang diduga tanda tangannya digunakan dalam Surat Izin Perceraian dan siapa yang membuat tanda tangan Kadis PUPR tersebut.Kedua tergantung pk RN selaku tergugat yang barangkali merasa dirugikan oleh penggugat Ny LN yang hingga saat berita ini tayang status hukumnya masih sah sebagai Suami-Istri,jika tergugat maupun Kadis PUPR tidak keberatan tentunya APH tidak dapat bertindak tegas,ini kategori Delik Aduan,kita tunggu liputan lanjutannya.(015/09/2&.TS,SH).





