Pernyataan Muhamad Sholihin, S.Sos.I. Gerakan Rakyat Indramayu (GRI)

Media Humas Polri//Indramayu

Sholihin, mewakili Gerakan Rakyat Indramayu (GRI), sebuah aliansi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti organisasi massa (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan kepemimpinan yang adil dan bijaksana, menyampaikan kritik keras terhadap kepemimpinan di Indramayu.

Bacaan Lainnya

Kritik Terhadap Kepemimpinan Indramayu dalam video berdurasi 2 menit 32 detik tersebut, Sholihin menyatakan bahwa aksi yang dilakukan adalah bentuk protes dan otokritik karena pemimpin yang mereka usung dengan janji “beberes Indramayu” (membenahi Indramayu) justru kontra-produktif.

GRI merasa kecewa dan bertekad untuk mengakhiri kepemimpinan bupati saat ini, yang dinilai:

• Tidak berpihak pada pemberantasan korupsi.

• Tidak berpihak pada penegakan hukum.

• Tidak melaksanakan reformasi birokrasi.

• Tidak membawa perubahan signifikan bagi Indramayu.

Kekecewaan Terhadap Bupati Lucky Hakim, Sholihin mengungkapkan bahwa mereka merasa lelah dan kecewa karena usaha mengusung bupati dan wakil bupati yang mereka yakini pro-perubahan ternyata hanyalah “fatamorgana” atau harapan palsu.

Kekecewaan ini secara khusus ditujukan kepada Bupati, Lucky Hakim.

Sholihin menuding bahwa Lucky Hakim yang sebelumnya mengusung semangat “beberes Indramayu” nyatanya hari ini tidak menunjukkan kecintaan pada semangat reformasi, penegakan hukum, dan reformasi birokrasi.

Rencana Penggalangan Donasi untuk Memulangkan Lucky Hakim

Sebagai puncak dari otokritik dan ketidakpuasan ini, GRI mengumumkan rencana aksi dan penggalangan dana.

“Karena bagi kami rakyat Indramayu, bagi GRI elemen masyarakat pro-demokrasi, tidak berguna Lucky Hakim jadi di Indramayu,” tegasnya.

Sholihin menilai kinerja Lucky Hakim hanya pencitraan dan tidak serius dalam:

• Mendukung penegakan hukum.

• Mampu melaksanakan reformasi birokrasi sebagai abdi rakyat.

• Menegakkan dan memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), yang merupakan cita-cita Reformasi 1998 dan harapan masyarakat Indramayu.

Oleh karena itu, Sholihin mengumumkan bahwa GRI akan membuka donasi mulai hari ini hingga tanggal 7 Oktober 2025 untuk membiayai aksi “memulangkan Lucky Hakim ke Cilacap”.

Solihin menegaskan bahwa donasi terbuka untuk siapa saja, mulai dari tukang becak, pengusaha, pejabat, hingga birokrasi. Aksi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Lucky Hakim dianggap tidak berguna lagi bagi masyarakat Indramayu.(Carikin & Tim)

Pos terkait