Media Humas Polri//Jakarta
Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan di Gedung DPR RI Senayan Jakarta Jumat (15/08/2025).
Dalam Sidang Tahunan tersebut dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden terdahulu,Ketua Lembaga,Ketua Badan,Ketua Partai,Mentri Kabinet,Duta Besar serta anggota Legislatif.
Pada pidato tersebut, Prabowo menuturkan beberapa agenda prioritas pada 2026. Antara lain pada bidang pangan, energi, pendidikan, kesehatan hingga perekonomian kerakyatan.
Namun dari sekian poin penting yang disampaikan dalam pidato kenegaraan suasana tiba tiba menjadi riuh diiringi dengan standing applause khususnya oleh para anggota Legislatif tatkala Prabowo mengatakan bahwa orang kaya tidak bisa berbuat seenaknya.
“Selama saya menjabat Presiden RI, jangan pernah anggap yang besar dan yang kaya bisa bertindak seenaknya,” ujar Prabowo.
Prabowo menambahkan, rakyat tidak gentar dengan kebesaran dan kekayaan orang-orang kaya ini. Dia mengingatkan bahwa kekayaan mereka juga berasal dari rakyat Indonesia.
Selain itu Prabowo juga dengan lantang menyebutkan jangan ada yang melanggar aturan apakah itu dari Jendral TNI,Jendral Polri ataupun Purnawirawan Jendral tetap akan ditindak secara hukum.
Prabowo juga menyoroti BUMN yang selalu merugi.Dia heran dengan banyaknya komisaris hingga sampai 12 orang.
“Saya akan memangkas jumlah Komisaris dalam satu BUMN,nanti mungkin cukup setengahnya bisa jadi cuma tinggal empat atau lima orang.Kenapa jika BUMN merugi tapi para Komisaris dan Direksi tetap mendapatkan tantiem..? Untuk itu tantiem akan saya hapuskan,jika tidak setuju silahkan mundur”,tutur Prabowo menegaskan.
Prabowo juga memberi harapan bagi pertambangan rakyat.Bisa disimpulkan bahwa Prabowo memberi ruang dan kesempatan bagi rakyat untuk bisa mengelola pertambangan di daerahnya masing masing.
“Kalau rakyat yang “nambang” ya sudah kita bikin koperasi,kita legalkan kita atur.Tapi jangan alasan rakyat tau tau “nyelundup” ratusan trilyun”,ungkap Prabowo mengingatkan. (denk)





