Tanggulangi TBC Dengan Penguatan Advokasi Dan Kemitraan Komunitas Melalui Public Private Mix

  • Whatsapp

Tanggulangi TBC Dengan Penguatan Advokasi Dan Kemitraan Komunitas Melalui Public Private Mix

Media Humas Polri Semarang – Untuk mencapai Eliminisi TBC tahun 2030, Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) Jawa Tengah sebagai pengelola program Eliminasi TBC Komunitas mengadakan pertemuan advokasi Public Private Mix (PPM) pada hari Senin (10/1/2022) yang lalu.

Bacaan Lainnya

Kegiatan yang di dukung Global Fund – Aids, Tuberculosis, Malaria (GF-ATM) ini dilaksanakan di Hotel MG Setos Semarang Jawa Tengah, dibuka oleh dr. Rahma, Kepala Bidang P2 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Menurut Sub Recepient Manajer Mentari Sehat Indonesia, Supriyanto, M.Pd kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi stake holder dan kesenjangan pelayanan TBC yang ada di fasilitas kesehatan swasta dalam penanggulangan tuberculosis (TBC).

Berdasarkan data yang disampaikan Sugeng Riyanto, Pengelola Program TBC Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, situasi TBC di Provinsi Jawa Tengah tahun 2020 – 2021 menunjukkan capaian indikator temuan kasus TBC baru dapat tercapai sebanyak 51 & dan 46% dari target yang ditetapkan sebanyak 80% dan 85%. Sedangkan untuk capaian indikator TSR (Treatment Succes Rate) masih di bawah target yaitu sebesar 82%.

Untuk kontribusi rujukan pasien TBC dari fasilitas layanan kesehatan swasta angkanya masih sangat rendah. Hal ini, katanya, karena system pencatatan dan pelaporan TBC di fasilitas Kesehatan swasta belum berjalan sebagaimana mestinya.

“Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yang ada di swasta banyak yang belum ngelink dengan Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) milik pemerintah sehingga data-data TBC yang ada di RS swasta tidak dapat ditangkap oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah selaku regulator,” ungkapnya

Disisi lain, menurut pengakuan G. Imam P dari Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Indonesia (PKFI) Jawa Tengah bahwa koordinasi, komunikasi, dan pembinaan terhadap klinik swasta dan Dokter Praktek Mandiri (DPM) yang dilakukan oleh Puskesmas selaku koordinator kesehatan wilayah masih sangat rendah.

Sedangkan, Dr. Mardliyah, M.Kes perwakilan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah mengaku optimis bisa mencapai target tersebut. Ia mengatakan Muhammadiyah memiliki total 51 rumah sakit, 24 di antaranya SIM RS nya sudah bridging dengan SITB. Muhammadiyah berkomitmen dari total 51 RS di seluruh Jawa Tengah akhir tahun 2022 semuanya sudah bisa bridging dengan SITB. Pihaknya berkomitmen untuk bisa berkolaborasi dengan Yayasan Mentari Sehat Indonesia.

Senada dengan itu, direktur utama Rumah Sakit Roemani Semarang dr. Sri Mulyani, SpA, M.Kes mengatakan RS. Roemani selama ini sudah berjalan untuk system pencatatan dan pelaporan TBC nya melalui SITB dan sudah ngelink dengan SIM RS. Untuk SOP skrining TBC di semua poli juga sudah diterapkan.

“Insyaa Allah RS. Roemani akan memiliki TCM sehingga diharapkan bisa meningkatkan kontribusi dalam rujukan dan temuan pasien TBC,” ujarnya

Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan untuk proses pendampingan pasien dan pelacakan kasus mangkir, RS. Roemani sudah mulai bekerjasama dan berkolaborasi dengan Yayasan Mentari Sehat Indonesia Cabang Kota Semarang selaku komunitas.

Sesuai hasil advokasi dan diskusi disepakati peran Yayasan Mentari Sehat Indonesia selaku komunitas yang memimpin kurang lebih 2.484 orang kader terlatih TBC di lapangan berperan dalam penjangkauan masyarakat yang memiliki gejala-gejala TBC (suspek). Untuk penegakan diagnosa komunitas berperan sebagai transporter dahak. Sedangkan untuk pengobatan TBC komunitas berperan sebagai pengawas / pemantau pengobatan pasien. Disepakati juga untuk penanganan pasien TBC yang mangkir berobat (lost to follow up) komunitas bersama kadernya berperan untuk melacak, menemukan dan mengedukasi pasien agar bersedia melakukan pengobatan kembali. Selain itu juga berperan mengikis stigma masyarakat terhadap pasien TBC dan keluarganya melalui penyuluhan secara masif dan berkala.

Kegiatan ini dihadiri oleh ibu Hj. Siti Taqiyah, BA pembina Yayasan MSI, Supriyanto, M.Pd Ketua merangkap Sub Recipient Manajer, Chairul Basar, S.E. Bendahara merangkap Program dan MEL Coordinator dan Syukriyah, S.Psi Manajer Kasus PPM Komunitas.

Turut hadir sebagai peserta Pengelola Program TBC, Bidang Pelayanan Kesehatan dan Technical Officer PPM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan dari berbagai organisasi profesi dan organisasi faskes seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, Asosiasi Klinik Swasta Indonesia (ASKLIN), Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Kesehatan Indonesia (PKFI), RS. Roemani dan BPJS Regional Jateng – DIY.

Supriyanto mengatakan untuk pertemuan koordinasi public private mix seri berikutnya akan diadakan pada bulan Januari 2022 ini yang akan mengangkat tema strategi implementasi PPM komunitas.

“Semoga dengan penguatan advokasi dan kemitraan komunitas dalam public private mix ini akan menambah kekuatan pemerintah, seluruh stakeholder dan pemangku kepentingan untuk mencapai Eliminisi TBC tahun 2030,” pungkas Supriyanto

(Faruqi, Mhn)

Pos terkait