Waspada Kasus HIV/AIDS di Subang Meningkat Apa yang Harus Dilakukan
Subang // Media Humas Polri
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Subang melaporkan peningkatan signifikan kasus HIV/AIDS hingga Juni 2025. Tercatat sebanyak 3.800 kasus positif HIV, dengan kelompok laki-laki suka laki-laki (LSL) sebagai salah satu kelompok berisiko tinggi. Laporan ini akan merinci data kasus, kelompok berisiko, upaya pengobatan, dan strategi pencegahan yang dilakukan oleh Dinkes Subang.
Hingga Juni 2025, terdapat 3.800 kasus HIV yang terdata di Kabupaten Subang. Kelompok yang paling banyak terpapar adalah pekerja seks komersial (PSK), diikuti oleh komunitas LSL, transgender, dan pengguna narkoba suntik. Dari sekitar 6.000 anggota komunitas LSL di Subang, 94 orang telah terkonfirmasi positif HIV, mayoritas berusia di bawah 30 tahun dan telah menerima terapi antiretroviral (ARV). Dari total anggota komunitas LSL, 1.098 orang tercatat resmi dalam data Dinkes Subang.
Layanan pengobatan HIV/AIDS di Kabupaten Subang tidak hanya tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), tetapi juga di beberapa puskesmas yang menyediakan layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP). Puskesmas Pamanukan misalnya, melayani sekitar 500 pasien ARV, sementara Puskesmas Jalancagak merawat 98 pasien.
Dinkes Subang menekankan bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui interaksi sosial biasa seperti bersalaman, berenang bersama, atau penggunaan toilet bersama. Penularan hanya terjadi melalui tiga jalur utama: hubungan seksual berisiko, penularan dari ibu ke anak, dan penggunaan jarum suntik bersama.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes Subang mengkampanyekan prinsip ABCDE:
– A (Abstinence): Menahan diri dari hubungan seksual sebelum menikah.
– B (Be faithful): Setia pada satu pasangan.
– C (Condom): Menggunakan kondom jika poin A dan B tidak dapat dijalankan.
– D (Don’t use drugs): Menghindari penggunaan narkoba.
– E (Education): Pentingnya edukasi tentang HIV/AIDS dan bahaya narkoba.
Peningkatan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Subang memerlukan perhatian serius. Meskipun layanan pengobatan telah tersedia di beberapa fasilitas kesehatan, upaya pencegahan melalui edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tetap menjadi kunci dalam menekan angka penularan. Kampanye ABCDE diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan melindungi diri serta keluarga dari risiko penularan HIV/AIDS. Pemantauan dan pelaporan kasus secara berkala juga perlu ditingkatkan untuk mendukung upaya pencegahan dan pengobatan yang efektif.(H2R)





