Media Humas Polri//Pelalawan
PELALAWAN – Di balik ramainya aktivitas kendaraan di SPBU Sei Kijang, tersimpan sebuah cerita yang selama ini hanya beredar dari mulut ke mulut. Cerita tentang solar bersubsidi yang seharusnya menjadi hak masyarakat kecil, namun mengalir ke jerigen-jerigen di lokasi tersembunyi. Cerita yang kini bukan lagi dugaan, tetapi terbentang jelas melalui pengakuan para pelakunya sendiri.
Seorang security Pertamina bernama Rido menjadi pintu pertama terbukanya praktik ini. Ia mengakui bahwa pengisian truk tangki diperbolehkan hingga 100 liter setiap dua jam. Sebuah aturan yang semestinya untuk mengatur, namun justru berubah menjadi celah empuk bagi oknum yang ingin mempermainkan distribusi energi negara.
Celakanya, celah itu benar-benar digunakan.
Seorang sopir perusahaan CLS, yang beroperasi di Pekanbaru–Sigunggung, dengan lantang mengakui bahwa ia mengisi solar di SPBU Sei Kijang, lalu memindahkannya ke jerigen-jerigen yang disembunyikan di sebuah lokasi di daerah Sei Kijang. Pengakuan ini bukan sekadar kabar angin—ini kesaksian dari tangan yang menjalankan praktik tersebut.
Lebih tajam lagi, seorang pemilik warung di sekitar lokasi memastikan bahwa pelansiran memang terjadi. Saat ia melihatnya, terdapat enam jerigen berisi solar subsidi—solar yang seharusnya menggerakkan roda ekonomi rakyat, bukan mengalir ke tempat-tempat gelap yang tak tersentuh pengawasan.
Warga bertanya-tanya:
Bagaimana mungkin jerigen-jerigen itu bisa terisi bebas, tepat di bawah hidung SPBU?
Ke mana mata pengawasan mengarah selama ini?
Mengapa suara-suara kecil ini dibiarkan tanpa tindak tegas?
Solar subsidi adalah nyawa bagi nelayan, petani, pengangkut barang, dan masyarakat kecil. Namun jejak-jejak pengakuan ini menunjukkan bahwa ada pihak yang bermain di tengah kebutuhan rakyat. Praktik pelansiran ini bukan sekadar pelanggaran—ini penjarahan terhadap hak masyarakat banyak.
Hingga berita ini diterbitkan, aparat penegak hukum dan manajemen SPBU belum memberikan pernyataan resmi. Namun satu hal kini jelas: bau penyimpangan itu sudah menyeruak ke permukaan.
Dan publik menunggu, apakah jejak solar subsidi yang dialirkan ke jerigen-jerigen itu akan ditindak, atau kembali tenggelam dalam sunyi seperti kasus-kasus sebelumnya.(Tim)





