Media Humas Polri//Bengkalis
Bathin Solapan, RIAU – Praktik mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis, Riau, kembali terkuak ke publik. Dalam rentang waktu hanya sembilan hari, dua lokasi penimbunan berskala besar ditemukan beroperasi secara mencolok, mengindikasikan bahwa bisnis haram ini berjalan tanpa takut sentuhan hukum.
Penemuan ini menjadi tamparan keras bagi aparat penegak hukum karena gudang-gudang ini beroperasi di lokasi-lokasi strategis dan terbuka.
1. Gudang Tumpukan Maut di Jalur Lintas Sumatera
Foto pertama yang diambil pada 30 November 2025 pukul 20.03 WIB, menyoroti aktivitas penimbunan yang nekat dilakukan tepat di pinggir Jalan Lintas Sumatera, Balai Makam.
Gambar menunjukkan tumpukan masif puluhan drigen besar berwarna kuning kecoklatan yang terlihat kotor dan usang, diduga kuat berisi BBM bersubsidi jenis solar.
Aktivitas ini dilakukan di malam hari dan terekam dari spion kendaraan, seolah para pelaku merasa aman dari pengawasan.
Keberadaan tumpukan bahan bakar ini di pinggir jalan raya tidak hanya merugikan negara, tetapi juga menciptakan bom waktu yang mengancam keselamatan masyarakat pengguna Jalan Lintas Sumatera.
2. Markas Penimbunan di Balik Dinding Papan
Foto kedua, yang direkam lebih awal pada 21 November 2025 pukul 14.07 WIB, menunjukkan markas operasi yang lebih tersembunyi namun tak kalah masif, di Jalan Duri – Dumai Bumbung.
Lokasi berupa bangunan kayu semi-permanen dipenuhi puluhan jeriken plastik berbagai warna (putih, merah, biru) dan beberapa tandon (drum) besar.
Kondisi lantai yang basah dan kotor menunjukkan aktivitas pelangsiran dan penampungan BBM ilegal yang intensif dan berulang.
Penemuan ini membuktikan bahwa jaringan mafia BBM memiliki dua modus: beroperasi secara terbuka di jalur utama, dan bersembunyi di kawasan padat penduduk.
Desakan Bongkar Tuntas: Siapa ‘Bekking’ di Balik Bisnis Kotor Ini?
Terungkapnya dua lokasi penimbunan secara beruntun ini memunculkan pertanyaan kritis: Mengapa bisnis ilegal berskala besar ini bisa berjalan mulus dan berani beroperasi di jantung Mandau tanpa terjamah?
Masyarakat dan pegiat anti-korupsi mendesak aparat kepolisian untuk segera menindaklanjuti temuan visual ini, bukan hanya menyita jeriken dan menangkap operator lapangan, tetapi juga membongkar hingga ke ‘bekking’ (pelindung atau bekingan) kuat yang disinyalir memfasilitasi operasional harian mafia BBM ini di Kabupaten Bengkalis.
Praktik culas ini telah mengakibatkan kelangkaan dan antrean panjang di SPBU resmi, memiskinkan masyarakat, dan menggerogoti kas negara. Publik menuntut transparansi dan tindakan tegas tanpa pandang bulu terhadap para pemodal dan pelindung di balik skandal BBM Mandau ini.
(Tim)





