Operasi Pekat Seligi 2025 320 Personel Dikerahkan Polda Kepri Untuk Tumpas Premanisme

Media Humas Polri//Batam

Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) meluncurkan Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) Seligi 2025, dengan dukungan 320 personel gabungan. Operasi ini bertujuan untuk menindak tegas berbagai bentuk gangguan sosial yang meresahkan masyarakat dan mengancam stabilitas keamanan wilayah.

Bacaan Lainnya

Apa yang Terjadi (What)?

Operasi Pekat Seligi 2025 merupakan inisiatif strategis Polda Kepri dalam menanggulangi premanisme, pungutan liar, penyalahgunaan narkoba, praktik perjudian, peredaran minuman keras ilegal, prostitusi, serta tindak kriminalitas jalanan. Langkah ini diambil untuk menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang kondusif di wilayah hukum Polda Kepri, terutama menjelang pertengahan tahun.

Siapa yang Terlibat (Who)?

Kepala Bidang Humas Polda Kepri, Kombes Pol. Zahwani Pandra Arsyad, menyampaikan bahwa sebanyak 320 personel terlibat dalam operasi ini. Terdiri dari 95 personel dari Polda Kepri dan 225 lainnya dari jajaran Polres dan Polresta. Penanganan dilakukan secara sinergis dan bersifat tertutup guna memaksimalkan hasil dan menghindari kebocoran informasi.

Kapan dan Di Mana (When & Where)?

Operasi berlangsung selama 14 hari mulai 1 Mei hingga 14 Mei 2025. Seluruh wilayah hukum Polda Kepri menjadi cakupan operasi, meliputi tujuh kabupaten/kota seperti Batam, Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Natuna, Lingga, dan Anambas. Fokus pengawasan mencakup lokasi-lokasi rawan seperti pelabuhan, pasar, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, dan kawasan padat penduduk.

Mengapa Operasi Ini Dilakukan (Why)?

Premanisme dan kejahatan sosial lainnya dianggap mengganggu kenyamanan masyarakat dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, termasuk investasi dan pariwisata yang menjadi sektor unggulan di Kepulauan Riau. Kapolda Kepri, Irjen Pol. Asep Safrudin, menekankan pentingnya penindakan tanpa kompromi terhadap para pelaku yang merusak tatanan keamanan publik.

Bagaimana Pelaksanaannya (How)?

Operasi ini dilaksanakan melalui empat pendekatan: preemtif (pencegahan dini), preventif (pencegahan langsung), represif (penegakan hukum), serta kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD). Personel ditugaskan memantau dan menindak di lokasi-lokasi strategis, dengan dukungan pelaporan masyarakat melalui Call Center 110 dan aplikasi Super Apps Polri.

Komitmen Keberlanjutan

Meskipun operasi secara resmi akan berakhir pada pertengahan Mei, Polda Kepri menegaskan bahwa pengamanan akan tetap dilanjutkan secara berkelanjutan. Kombes Pandra mengimbau masyarakat untuk proaktif melaporkan segala bentuk pelanggaran yang dapat mengganggu ketenteraman publik. (M.Efendi)

Pos terkait