Diduga Manager PT. Torganda Menghindar Saat Hendak Di Konfirmasi Awak Media Terkait Salah Seorang Oknum Asisten Yang Tidak Membayar Full Upah Pekerjanya

Media Humas Polri // Labuhan batu Utara

Setelah terbit pemberitaan terkait dugaan seorang oknum Asisten lapangan yang tidak membayar full gaji pekerja borangan, Manager kebun PT. Torganda menghindar dari awak media.

Bacaan Lainnya

Sulitnya mengkonfirmasi sang manager PT. Torganda menuai pertanyaan besar pada awak media, apakah hal ini dikarenakan adanya keterlibatan sang manager atau sebaliknya karena tidak tau menau masalah yang sudah terjadi di lingkungan kerjanya, namun sebagai pimpinan tidak semestinya tidak mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi dilingkungan kerjanya.

Beberapa minggu lalu,beberapa media cetak dan online telah menerbitkan berita mengenai seorang oknum asisten lapangan PT. Torganda yang tidak membayar full gaji pekerja borongan,dengan alasan fee alias bagi-bagi dengan pimpinan.

Menurut narasumber yang berinisial ETB (45) salah seorang oknum Asisten telah melakukan penipuan terhadap dirinya, dimana setelah selesai melakukan pekerjaan gajinya tak dibayar full,” Iya bang, gaji kami belum di bayar full oleh bapak asisten yang berinisial PS,” Tuturnya

Awal nya bapak PS menawarkan pekerjaan kepada saya seluas 36 hektare, dengan harga borongan dari kantor Rp. 990 ribu/ha, namun beliau meminta fee sebesar Rp. 90 ribu/ha,dengan alasan mau di bagi sama krani kantor afdeling,mandor 1,dan pemilik SPK. alhasil, kesepakatan pun terjadi, lalu saya dan beberapa tenaga kerja saya mengerjakan pekerjaan yang di tawarkan oleh bapak asisten afdeling II yang berisial PS

Nah, setelah pekerjaan selesai kami kerjakan, saya pun mempertanyakan mengapa gaji belum di bayarkan, lalu sekitar tanggal 22/10/2025, PS mentransfer gaji kami sebesar Rp. 3 juta,lalu saya pun bingung mengapa hanya 3 juta yang ia transfer. Lalu saya pun mencoba mempertanyakan apanya cerita, kenapa cuma segini,” Imbuhnya

Setelah saya pertanyakan, lalu PS pun mentransfer kembali gaji kami sebesar Rp. 27 juta sembari mengatakan “sory salah”. Karena saya merasa dibodohi, saya pun kembali mempertanyakan kejelasan masalah gaji kami, setelah saya perjelas akan kesepakatan kami awal, lalu PS pun mengatakan kalau harga dari kantor memang 990 ribu/ha, namun fee buat dia 90 ribu,dan 100 ribu untuk di bagi sama pimpinan.

Dalam hal ini, saya sangat merasa di rugikan bang, pasalnya, kesepakatan awal dengan hasil akhir tidak sesuai, dan kalau pun 100 ribu buat di bagi-bagi sama pimpinan nya, kenapa yang saya Terima hanya 30 juta, Sementara perhitungan saya, 36 ha x 990 ribu = 35.64 juta,hal ini saya hitung karena fee buat asisten yang 90 ribu/ha sudah ia minta di depan di bayar , berarti saya Terima gaji dari kantor utuh buat saya

Kalau pun 100 ribu/ha buat di bagi-bagi dengan pimpinan, berarti yang seharusnya saya Terima 890 ribu di kali 36 hektare, jadi total yang harus saya Terima 32,04 juta.lalu saya pun tetap meminta dan mempertanyakan masalah kekurangan gaji kami, PS pun mengatakan, ‘udah lah, gak usah lagi tanyakan masalah uang itu” Ucapnya sembari pergi meninggalkan saya.

Dalam hal ini, jujur bang saya sangat-sangat tidak Terima, pasalnya mereka sepertinya sengaja mau membuang saya. Soalnya, informasi yang saya dapat, ada beredar di group pemborong yang menyatakan, siapa saja pemegang SPK tidak di perbolehkan memakai tenaga saya, namun yang membuat saya heran, mengapa SPK mantan manager yang kerap panggil pak Hutasoit di perbolehkan memakai anggota saya….???ini tidak fer bagi saya bang, secara tidak mudah bagi saya mengumpulkan anggota bang,” Tandasnya dengan nada kesal

Hingga berita ini sampai ke meja dewan redaksi, pihak management tak seorang pun dapat di konfirmasi, seakan menghindar dan sengaja tidak mau tau permasalahan yang ada di wilayah kerjanya. Dan sebagai pimpinan yang bijaksana, sudah semestinya menerima segala keluh kesah para pekerjanya, bukan malah sebaliknya membiarkan permasalahan yang ada membias ke mana-mana. (Julhadi Simanjuntak)

Pos terkait